Jumat, 21 Agustus 2015

Potret Batik Desa Girilayu

     Di Matesih, Karanganyar batik berkembang di Desa Girilayu. Kemunculan batik di Girilayu ini juga disebabkan karna disana terletak kompleks Astana atau makam para penguasa dan krabat dekat raja-raja Puro Mangkunegaran. Saat ini setidaknya ada 300 pengrajin batik di Girilayu. Pengrajin mayoritas adalah kaum perempuan sesuai karakteristik mata pencaharian penduduk sebagai petani, kaum perempuan bekerja di rumah untuk membantu perekonomian keluarga. Pekerjaan ini biasanya dilakukan turun temurun dan sudah menjadi tradisi budaya di masyarakat desa Girilayu.
      Motif batik desa girilayu tergolong batik klasik atau batik tulis tradisional yang masih banyak menganut beberapa pakem sesuai dengan motifnya. Seiring perkembangannya batik desa Girilayu menjadi perhatian khusus pemerintah dengan ditetapkannya desa Girilayu menjadi desa VOKASI pengrajin batik. Eksistensi program ini ditujukan dari telah banyaknya mengikuti event-event yang diselenggarakan pemerintah (pameran,karnaval, dll). 

Pemilihan ide dalam pembuatan motif batik ini
1. Budaya/Tradisi
    Masyarakat desa Girilayu masih mengedapankan tradisi dan kekerabatan masyarakat yang kuat dengan azas gotong royong. 
2. Kondisi Alam
    Letak geografis desa Girilayu yang berada di pegunungan dan perbukitan,menjadikan inspirasi desainer untuk menjadikan salah satu gunung terkenal Gunung Ngadek/Gunung Mangadek menjadi desain motif batik.
3. Sumber Kekayaan Alam
    Desa girilayu adalah daerah yang memiliki karakteristik pegunungan yang didalamnya kaya akan sumber daya alamnya. Hasil pertanian berupa padi, buah manggis, buah duku, dan durian. Dari hasil pertanian tersebut para desainer batik mendapatkan ide untuk membuat motif batik dari buah manggis, durian, dan Duku. 

Dari simpulan dasar penciptaan ide karya meliputi budaya/tradisi, kondisi alam, dan sumber kekayaan alam pengrajin batik menciptakan motif batik yang diberi nama "Argo Dharma". Argo Dharma berarti manefestasi kehidupan masyarakat girilayu yang sederhana, patuh pada leluhur dan tradisi, yang selalu ikut memperjuangkan masyarakat sekitar dan bangsa pada umumnya untuk sejahtera dalam pengabdian yang mulia sesuai dengan semboyan Raden Mas Said (Mangkunegara I) yang terkenal dengan Tri Dharma

Berikut adalah motif "Argo Dharma"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar